Lalat

Lalat merupakan binatang yang sering dan mudah kita jumpai, baik didalam rumah maupun diluar rumah, ditempat - tempat yang lembab, sampah, bangkai, kotoran, benda organik yang membusuk maupun di  tumbuh - tumbuhan maupun pada luka. Lalat muntah dan bertelur di manapun mereka hinggap atau beristirahat, sehingga tak heran jika lalat merupakan penyumbang berbagai macam penyakit. Lalat adalah jenis serangga pengganggu yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera.
Defenisi
Kingdom         : Animalia
Phylum           : Arthropoda
Class               : Hexapoda
Ordo               : Diptera
Family            : Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae, dll.
Genus             : Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarchopaga, Fannia, dll.Spesies : Musca domestica,                                  Stomoxy calcitrans, Phenesia sp, Sarchopaga sp, Fannia sp,dll
Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas Flies (Lalat) adalah Houseflies (lalat rumah, Musca domestica), Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus), Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina), Blackflies 
(lalat hitam, genus Simulium).
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang (Winarto, 2010). Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, ada kurang lebih 65 jenis penyakit yang disebarkan oleh lalat.

Jenis-Jenis Lalat

1) Genus Musca
 Genus musca adalah spesies yang sering terdapat di sekitar rumah dan di dalam rumah, adapun tanda-tanda dari lalat rumah (Musca domestica) tubuh berwarna coklat dan kehitam-hitaman, pada thorax terdapat 4 garis hitam dan 1 garis hitam medial pada abdomen punggung, vein ke empat dari sayap berbentuk sudut, antena mempunyai 3 segmen, mata terpisah, methamorphosenya sempurna serta tubuh lalat jantan lebih kecil dari tubuh lalat betina. 
 Lalat rumah adalah pembawa utama penyakit dan dapat menginfestasi segala tipe bangunan. Mereka tertarik dengan segala macam makanan, termasuk makanan manusia, makanan hewan, pembuangan makanan, dan bahkan kotoran. Melihat lalat dewasa biasanya merupakan tanda yang paling umum dari aktivitas dan masalah yang berpotensi muncil. Larva bisa juga terlihat ketika mereka merangkak keluar dari tempat perkembangbiakkan untuk menjadi kepompong.
 Lalat rumah, Musca domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia di seluruh dunia. Jenis lalat ini yang paling banyak diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat Musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari sudut kesehatan manusia.
Ciri - Ciri :
1.Lalat dewasa mempunyai panjang 5-8 mm. 
2.Rongga dada berwarna abu-abu dengan 4 garis sempit. 
3.Perut kuning. 
4.Ditutupi dengan rambut kecil yang berfungsi sebagai organ pengecap. 
5.Mata majemuk kompleks - dengan ribuan lensa memungkinkan mereka mempunyai penglihatan          yang luas. 
6.Empat pembuluh darah sayap bengkok dan agak meruncing. 
7.Larva berwarna putih dan meruncing ke ujung titik kepala. 
8.Terdapat 2 ventilator "titik" pada ujung belakang, tidak berkaki dan panjangnya 12 mm ketika             dewasa.
9.Lalat dewasa panjangnya 1/4" - 1/12" inchi. 

 2) Bottle flies dan Blow flies
 Jenis-jenis ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. (Dalam hubungan ini mereka dikatakan mem ”bottle” atau ”blow” daging itu). Jenis-jenis ini mencakupi :
·  Black blowfly (jenis Phormia)
·  Green dan bonze bottle flies (jenis phaenicia dsb)
·  Blue bottle flies (jenis Cynomyopsis dan Calliphora)
 Jenis-jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran daripada lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai vektor penyakit manusia. Mereka biasanya membiak di bahan binatang yang membusuk, tetapi mereka juga bisa bertelur ditumbuhan-tumbuhan segar dan membusuk kalau tidak ada daging binatang. Siklus hidup jenis-jenis lalat ini sangat menyerupai siklus hidup lalat rumah biasa. Mereka juga dapat terbang jauh. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini menyebabkan myasis pada binatang dan manusia.
Ciri - ciri Lalat Hijau
1.Lalat dewasa panjangnya 1/4" - 1/12" inchi. 
2.Berwarna biru/ hijau metalik. 
3.Larva - Sama seperti larva lalat rumah dalam segala hal kecuali ukurannya. 
4.Ketika dewas berukuran 3/4'' inchi. 
5.Mereka memerlukan waktu 7-12 hari untuk menjadi dewasa.
6.Telur menetas 0-18 jam (Perkembangan secara parsial dapat terjadi dalam betina). 
7.Berkembang biak kebanyakan pada daging, terkadang keju, hama pada umumnya dari burung/hewan pengerat.

3) Lalat daging (Genus Sarcophaga)
 Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya pemakan daging. Ukuran mereka besar dan terdapat bintik merah pada ujung badan mereka. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging, tetapi pembiakan bisa juga terjadi dalam kotoran binatang.
 Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada manusia. Myasis adalah infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup termasuk manusia. Myasis ialah terdapatnya infestasi larva (belatung = ulat ) dari lalat pada manusia. Biasanya dari kebiasaan buruk ada luka di tubuh,  tetapi malas untuk merawat lukanya. Jadinya lalat hinggap dan bertelur di sana.
 Lalat ini berwarna abu-abu tua, rongga dada berwarna abu-abu terang dan mempunyai 3 garis-garis gelap memanjang. Perut juga berwarna abu-abu terang, bercorak bercak-bercak hitam untuk memberikan tampilan kotak-kotak, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm, lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini berlangsung 2-4 hari, umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang memasuki rumah.

4) Lalat kandang yang menggigit (= biting stable fly) = stomaxys caleitrans
Mereka menyerupai lalat rumah biasa, tetapi meraka mempunyai kebiasaan untuk menggigit. Tempat pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus hidupnya 21-25 hari.Jenis lalat ini tidak penting untuk tranmisi penyakit manusia tetapi mereka bisa memindahkan penyakit-penyakit pada binatang. Lalat ini berkembang biak di tempat kotoran basah hewan piaraan, orangutan, unggas atau buah-buahan yang sedang membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih sejuk dan lebih lembab. Lalat ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam hunian manusia. Lalat ini tidak pernah melimpah populasinya di daerah tropika. Penyakit surra yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi yang banyak menimbulkan kematian pada kuda.
Vektor mekanis dari penyakit : Anthrax, Tetanus dan Yellow fever. Lalat ini juga dapat menimbulkan traumatik myasis atau pseudomyasis pd manusia.
Ciri-ciri :
  1. Bentuk dan ukurannya mirip dengan lalat rumah.
  2.Mempunyai probosis, memiliki sangkur berwarna hitam dan perutnya lebih lebar dibandingkan            dengan perut lalat rumah.
  3. Sebelum dapat bertelur lalat betina membutuhkan beberapa kali menghisap darah mangsanya.
  4. Dalam waktu 2-5 hari bertelur menetas menjadi larva.
  5. Setelah tiga minggu larva berubah menjadi pupa.
  6. 9-13 hari dari stadium pupa menjadi dewasa.
  7. Lalat stomoxys jantan maupun betina menghisap darah.
  8. Umur lalat Stomoxys dewasa rata-rata dalam keadaan baik adalah 20 hari.
  9. Lalat ini menghisap darah pada waktu siang hari.
10.Tempat berkembang biak pada tempat yang basah dan lembab (tanaman air, sampah maupun              kotoran hewan).
11.Gigitan lalat ini sangat sakit.

5) Black Soldier  Flies/ Hermetia illucens  (Lalat Hitam)
 Lalat ini banyak dikembangkan karena kemampuanya menguraisampah organik yang luar biasa. Hermetia illucens merupakan jenis serangga keluarga lalat yang jauh beda dengan lalat sampah (Musca domestika) pada umumnya dengan sifat yang tak dimiliki lalat lain. Masa dewasanya kurang dari delapan hari, yang ditujukan mencari pasangan dan bertelur. Tahap nonmakan lalat dewasa bersayap tanpa bagian mulut itulah alasan utama mengapa lalat-lalat itu tak dikaitkan dengan penularan penyakit kepada manusia.
 Bahkan, larva atau maggot Hermetia illucens dapat membunuh dan menekan populasi bakteri jahat, misalnya salmonella dan coli, serta mampu mengolah limbah organik sangat cepat. Maggot juga mengandung protein dan lemak tinggi sehingga baik digunakan sebagai pakan unggas atau ikan. Sisa kotoran maggot juga bisa dijadikan pupuk organik, padat atau cair.
 Secara fisik, lalat hitam ini bertubuh lebih panjang dan ramping dibandingkan lalat pada umumnya. Tubuhnya mengkilap, geraknya lambat. Jika dikembangbiakkan khusus dan jumlahnya mendominasi, lalat lain, seperti lalat hijau dan lalat sampah, akan menyingkir.
 Siklus hidupnya relatif singkat, sekitar 40 hari. Fase metamorfosis terdiri atas fase telur selama 3 hari, maggot 18 hari, prepupa 14 hari, pupa 3 hari, dan lalat dewasa 3 hari. Lalat itu mati setelah kawin.Hermetia illucens betina bisa menghasilkan 300-1.000 telur. Lalat jenis ini menyembunyikan telur di tempat aman, seperti di sela-sela kardus atau tumbuhan segar dan hidup.
 Dalam satu hari, 10.000 maggot mampu mengurai 1 kilogram sampah rumah tangga (sisa makanan) dalam 24 jam dan menyisakan 200 gram sampah terurai yang biasa disebut bekas maggot (kasgot). Kasgot dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
 Sementara itu maggot yang baru saja menyelesaikan tugas mengurai sampah, dalam tiga hari akan bermetamorfosis menjadi prepupa (fase puasa). Prepupa memiliki kandungan protein hingga 45 persen, lemak 35 persen. Dengan kandungan protein tinggi, prepupa dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas dan ikan.

6) Glosina atau Tsetse Flies (Lalat Tsetse)
 Lalat glossina jantan maupun betina merupakan lalat pengisap darah waktu siang hari, glossina tidak bertelur melainkan melahirkan larva. Larva glossina dalam waktu satu jam akan segera berubah menjadi pupa. Dalam waktu 3 minggu s/d 60 hari pupa akan berubah jadi dewasa, Lalat glossina dapat hidup selama satu tahun.
Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis ( Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense ) pada manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang menjadi penyebab trypanosomiasis, adalah Glossina morsitansGlossina swynnertoni, dan Glossina Pallidipes. Vektor utama pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah species Glossina palpalis fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah species Glossina tachhinoides.
Ciri-ciri :
1. Ukuran sedikit lebih besar daripada lalat rumah.
2. Warna kecoklatan.
3. Mulut memiliki probosis horisontal ke depan berbentuk sangkur.
4. Pangkal probosis tampak membesar.
5. Sayap saling menutupi mirip dengan gunting waktu beristirahat

7) Lalat rumah kecil ( Fannia)
Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh lebih kecil dan mempunyai kebiasaan untuk menggigit. Mereka berkembang di kotoran manusia dan hewan dan juga dibagian - bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di tumpukan rumput atau daun yang membusuk. Jenis lalat ini tidak berperan dalam penularan penyakit pada manusia tetapi dapat memindahkan penyakit-penyakit pada hewan.

8) Sandfly/ Phlebotomus (Lalat Pasir)
Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi. Leishmania donovani, penyebab Kala azarLeishmania tropica, penyebab oriental sore; dan Leishmania braziliensis, penyebab leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh Phlebotomus. Demam papataci atau demam phlebotomus, penyakit yang disebabkan oleh virus banyak terdapat di daerah Mediterania dan Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P. papatsii, yang menjadi infektif setelah masa perkembangan virus selama 7-10 hari. Bartonellosis juga terdapat di Amerika Selatan bagian Barat Laut sebagai demam akut penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granulema verrucosa. Basil penyebab adalah Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir yang hidup di daerah pegunungan Andes.
 Lalat ini menggigit dan menghisap darah, pada saat menghisap darah, butir darah putih ( lekosit ) dan makrofag yang berisi amastigot dalam jumlah yang banyak ikut terbawa/ terhisap. 

Morfologi
Pada umumnya berukuran kecil,sedang sampai berukuran besar, mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter sebagai alat keseimbangan di bagian belakang,bermata majemuk dan sepasang antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan.

Siklus Hidup
1) Fase Telur
Bentuk telur lalat oval panjang dan bewarna putih diletakkan pada bagian organik yang lembab (sampah dan kotoran binatang dll) pada tempat yang tidak langsung kesinar matahari biasanya telur menetas setelah 8-30 jam tergantung 
dari suhu sekitarnya.
2)    Fase larva atau Tempayak
 - Tingkat I
Telur yang baru menetas disebut instar berukuran panjang 2 mm beawarna putih,tidak bermata dan berkaki sangad aktif dan ganas terhadap makanana setelah 1-4 hari melepas kulit keluar menjadi instar II
 - Tingkat II
Ukuran besarnya 2 kali dari instar setelah 1 sampai beberapa hari maka kulit akan menegelupas dan keluar dari instar III
 - Tingkat III
Larva berukuran 12 mm atau lebih,tingkat ini larva memerlukan waktu sampai 3-9 hari.dimana larva mencari tempat dengan temperatur yang disenangi dengan berpindah-pindah tempat misalanya :pada gundukan sampah.
3)     Fase Pupa atau Kepompong
Pada fase ini jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa,stadium ini berlangsung 3-9 hari stelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat muda.
4)    Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewasa  kurang lebih dari 15 jam setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan,umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4 minggu.

 Bionomi Lalat
1) Makanan
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore hari. Serangga ini sangat tertarik pada makanan manusia sehari-hari seperti gula, susu, makanan olahan, kotoran manusia dan hewan ,darah serta bangkai binatang. Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cairan, makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu baru dihisap air merupakan hal yang penting dalam hidupnya, tanpa air lalat hanya hidup 48 jam saja. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari.
2) Tempat Perindukan
Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif (dikandang).
 -Kotoran Hewan
Tempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu minggu).
- Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan
-Disamping lalat suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa makanan, buah - buahan,  sayur - sayuran yang ada didalam rumah maupun dipasar.
-Kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan makanan ikan adalah  merupakan tempat yang cocok untuk berkembang biaknya lalat.
-Air Kotor
 Lalat Rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang terbuka.
3) Ekologi Lalat Dewasa
 Dengan memahami ekologi lalat kita dapat menjelaskan peranan lalat sebagai karier penyakit dan dapat pula membantu kita dalam perencanaan pengawasan. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan selalu berkelompok. Pada malam hari biasanya istirahat walaupun mereka dapat beradaptasi dengan cahaya lampu yang lebih terang.
 -Tempat peristirahatan
Pada Waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk mengenal tempat lalat istirahat. Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumput - rumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang terik. Didalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 (lima) meter.
 -Fluktuasi Jumlah lalat
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban jumlah lalat akan meningkat jumlahnya pada temperatur 20 º C – 25 º C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C serta kelembaban yang optimum 90 %.
4) Perilaku dan perkembangbiakan
 Pada siang hari lalat bergerombol atau berkumpul dan berkembang biak di sekitar sumber makanannya. Penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh cahaya, temperatur, kelembaban. Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35º- 40ºC, kelembaban 90%.
Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.

Pola Penyebaran Lalat
- Pola Distribusi
Musca domestica dan Chrysomya megachepala adalah lalat yang tersebar secara kosmopolitan dan bersifat sinantropik yang artinya lalat ini mempunyai hubungan ketergantungan yang tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat sebagian besar ada pada makanan manusia. Lalat lebih aktif pada tempat yang terlindung dari cahaya daripada tempat yang langsung terkena cahaya matahari. Penyebaran yang luas dari kedua jenis lalat ini dimungkinkan karena daya adaptasinya yang tinggi. Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat dipengaruhi oleh: tempat perindukan, cahaya matahari, temperatur dan kelembaban. Kepadatan lalat akan tinggi jika temperatur antara 20-25ºC. Populasi menurun apabila temperatur > 45ºC dan < 100ºC. Pada temperatur yang sangat rendah, lalat tetap hidup dalam kondisi dorman pada stadium dewasa atau pupa. Kebiasaan & distribusi lalat pada Siang hari akan berada di sekitar tempat makan & tempat perindukan di mana juga terjadi perkawinan & istirahat. Penyebaran dipengaruhi oleh reaksinya terhadap cahaya, temperatur, kelembaban, textur dan warna permukaan yang disenangi untuk istirahat. Aktivitas lalat: bertelur, berkawin, makan dan terbang, terhenti pada temperature di bawah 15ºC. Lalat umumnya aktif pada kelembaban udara yang rendah. Pada temperatur di atas 20ºC lalat akan berada di luar rumah, di tempat yang ternaung dekat dengan udara bebas. Pada waktu tidak makan lalat akan istirahat pada permukaan horisontal atau pada kabel yang membentang atau tempat-tempat yang vertikal dan pada atap di dalam rumah khususnya malam hari.
- Ketahanan Hidup
Tergantung pada musim dan temperatur: Lalat dewasa hidup 2-4 minggu pada musim panas dan lebih lama pada musim dingin yaitu bisa mencapai 3 bulan, mereka paling aktif pada suhu 32,5ºC dan akan mati pada suhu 45ºC. Lalat melampaui musim dingin (over wintering) sebagai lalat dewasa, dan berkembang biak di tempat-tempat yang relatif terlindung seperti kandanva sangat tergantung pada suhu dan kelembaban lingkungan.Pada suhu -2ºC larva dapat bertahan pada ternak dan gudang-gudang. Pada stadium telur biasanya tidak tahan terhadap suhu yang ekstrim dan akan mati bila berada dibawah 5ºC dan di atas 40ºC. Lamanya tahap instar larva beberapa hari , di bawah suhu 10ºC larva tidak dapat berkembang menjadi pupa.

 Pengaruh Terhadap Kesehatan
Peranan lalat dalam kesehatan masyarakat maupun hewan telah banyak diketahui. Sehubungan dengan perilaku hidupnya yang suka di tempat-tempat yang kotor yaitu tumpukan sampah, makanan, dan pada tinja, dari situlah lalat membawa berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Lalat selain sangat mengganggu juga ada yang berperan sebagai vector mekanik beberapa penyakit
 Lalat merupakan vector penting dalam penyebaran penyakit pada manusia dan juga kehidupan lalat yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Di samping lalat sebagai vector penyakit, lalat merupakan binatang yang menjijikkan bagi kebanyakan orang. Karena penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari penderita ke orang lain atau dari suatu bahan tercemar (makanan, minuman, dan air) ke orang sehat dengan perantara menempelnya bagian tubuh lalat misalnya lewat prombosis, tungkai, kaki dan badan lalat,Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain virus, bakteri, protozoa dan telur cacing yang menempelpada tubuh lalat dan ini tergantung dari spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris lumbricoides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium coli), bakteri usus (Salmonella, Shigella dan Eschericia coli), Virus polio, Treponema pertenue (penyebab frambusia), dan Mycobacterium tuberculosis. Lalat domestica dapat bertindak sebagai vector penyakit typus, disentri, kolera, dan penyakit kulit. Lalat Fannia dewasa dapat menularkan berbagai jenis penyakit myasis (Gastric, Intestinal, Genitaurinary). Lalat Stomoxys merupakan penyakit surra (disebabkan oleh Trypanosima evansi), anthraks, tetanus, yellow fever, traumatic miasis dan enteric pseudomiasis (walaupun jarang). Lalat hijau (paenicia dan chrysomya) dapat menularkan penyakit myasis mata, tulang dan organ lain melalui luka. Lalat Sarcophaga dapat menularkan penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina dan usus .

Penyakit  Yang Diakibatkan
1) Desentri penyebaran bibit penyakit yang dibawa oleh lalat rumah yang berasal dari sampah, kotoran manusia/hewan terutama melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat dan bila lalat hinggap kemakanan manusia maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan dimakan oleh manusia, akhirnya timbul gejala pada manusia yaitu sakit pada bagian perut, lemas karena terlambat peredaran darah dan pada kotoran terdapat mucus dan push.
2) Diare cara penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala sakit pada bagian perut, lemas dan pecernaan terganggu.
3)Typhoid cara penyebaran sama dengan desentri, gangguan pada usus, sakit pada perut, sakit kepala, berak darah dan demam tinggi.
4)Cholera penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala muntah-muntah, demam, dehydrasi.

Pffft...dah lumayan panjang nyari contekannya.. semoga bisa bermanfaat :)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Flickr

//SEO SCRIPT IMAGE